BAB I PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku yang dimaksud adalah,
perilaku motorik yaitu perilaku dalam bentuk gerakan. Perilaku kognitif
ialah perilaku dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam dis
ekitarnya. Perilaku konatif ialah perilaku yang berupa dorongan dari
dalam individu. Perilaku afektif ialah perilaku dalam bentuk perasaan
atau emosi.
Pendekatan utama dalam psikologi yaitu:
Pendekatan behaviorisme, lebih mengutamakan hal-hal yang nampak dari
individu. Perilaku adalah segala sesuatu yang bisa di amati oleh alat
indera sebagi hasil dari interaksi dengan lingkungnnya. Pendekatan
psikoanalisa, lebih mengutamakan hal-hal yang ada di bawah kesadaran
individu. Pendekatan kognitif, perilaku sebagai proses internal, yang
merupakan suatu proses input-output yaitu penerimaan dan pengolahan
hasil dari informasi, untuk kemudian menghasilkan keluaran. Pendekatan
humanistik, bahwa manusia sudah awalnya mempunyai dorongan untuk
mewujudkan dirinya sebagai manusia di lingkungannya. Pendekatan
neurobiologi yang mengaitkan perilaku individu dengan kejadian di dalam
otak dan syarafnya.
Psikologi pendidikan yaitu cabang psikologi secara khusus mengkaji
berbagai perilaku inddividu dalam kaitannya dengan pendidikan,
tujuannya untuk menemukan fakta, generalisasi, dan teori psikologis
yang berkaitan dengan pendidikan untuk digunakan dalam upaya
melaskanakan proses pendidikan yang efektif.
Peranan psikologi dalam pembelajaran dan pengajaran yaitu : memahami
siswa sebagai pelajar, memahami prinsip dan teori pembelajaran, memilih
metode-metode pengajaran, menetapkan tujuan pembelajaran, menciptakan
situasi pembelajaran yang kondusif, memilih dan menetapkan isi
pengajaran, membantu siswa yang mendapat kesultan dalam pembelajaran,
memilih alat bantu pengajaran, menilai hasil pembelajaran, memaham
kepribadian dan profesi guru, membimgbing kepribadian siswa.
Komentar /refleksi:
Psikologi merupakan suatu ilmu pengetahuan karena psikologi menggunakan
metode-metode ilmiah. Psikologi pendidikan sangat penting untuk
dipelajari, dipahami, dan ditelaah oleh mahasiswa keguruan. Karena
pendidikan merupakan kegiatan yang melibatkan individu yang berperilaku
yang ikut terlibat dalam pendidikan. Seyogyanya mereka yang terlibat
dapat menunjukkan perilaku yang seusai agar proses pendidikan dapat
berlangsung secara efektif sesuai dengan landasan dan tujuan yang akan
dicapai.
BAB II PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahanperilakuu yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Beberapa prinsip yang
menjadi landasan pengertian tersebut ialah :
- Pembelajaran sebagai suatu usaha
memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini bermakna bahwa prosees
pembelajaran itu ialah adanya perubahan perilaku dalam diri individu.
- Hasil pembelajarn ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.
- Pembelajaran merupakan suatu proses.
Prinsip ini mengandung makna bahwa pembelajaran merupakan suatu
aktifitas yang berkesinambungan.
- Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sustu tujuan yang ingin dicapai.
- Pembelajaran merupakan suatu pengalaman.
Komentar /refleksi:
Pembelajaran merupakan aktivitas paling utama dalam proses pendidikan
di sekolah. Untuk itu pemahaman seorang guru terhadap pengertian
pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu mengajar. Dalam bab ini
dibahas tentang pengertian pembelajaran dan keterkaitan dengan
pengertian lain. Untuk itu bisa dijadikan acuan untuk mengetahhui arti
pembelajaran agar keberhasilsan pencapaian tujuan pendidikan bisa
tercapai denggan efektif.
BAB III PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran ialah proses
individu mengubah perilaku dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Halini
berarti bahwa individu akan melakukan kegiatan belajar apabila ia
menghadapi situasi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh insting atau
kebiasaan.
Proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas sebagai berikut :
- Individu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai.
- Kesiapan (readiness) individu untuk mengetahui kebutuhan dan mencapai tujuan.
- Pemahaman situasi lingkungan.
- Mentafsirkan situasi yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek yang terdapat dalam situasi.
- Tindak balas (respons)
- Akibat (hasil) pembelajaran.
Hasil dari proses pembelajaran ialah
perubahan perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku yang
baru, menetap, fungsional, positif, disadari, dsb. Perubahan perilaku
sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku keseluruhan yang mencakup
aspek kognitiif, konatif, afektif, dan motorik.
Jenis-jenis pembelajaran berdasarkan dari aspek pembelajaran yang akan
dicapai yaitu : pembelajaran keterampilan, pembelajaran sikap, dan
pembelajaran pengetahuan. Dari sifatnya dibedakan antara pembelajaran
formal, informal, dan non formal.
Komentar /refleksi:
Dalam bab III ini dibahas mengenai proses pembelajaran, yang bisa
dipelajari bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
efektif sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
Hasildari proses pembelajaran ada dua kemungkinannya yaitu sukses atau
gagal. Apabila hasilnya sukses maka tercapai segala tujuannya dan akan
memperoleh kepuasan dan apabila gagal akan mersa kecewa. Disini guru
diharapkan dapat membantu murid-murid yang gagal agar mereka tidak
berputus asa dan mampu belajar deengan baik.
BAB IV TEORI-TEORI PEMBELAJARAN (1)
Teori merupakan suatu perangkat
prinssip-prinsip yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa
tertentu dalam lingkungan. Karakteristik suatu teori ialah memberikan
kerangka kerja konseptual untuk suatu iinformasi dan dapat prinsip yang
dapat diuji. Fungsi teori pembelajaran dalam pendidikan adalah:
- Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pengajaran.
- Menilai hasil-hasil yang telah dicapai untuk digunakan dalam ruang kelas.
- Mendiagnosis masalah-masalah dalam ruang kelas.
- Menilai hasil penelitian yang dilaksanakan berdasarrkan teori-teori tertentu.
Teori pembelajaran behaviorisme yang
berpendapat bahwa perilaku terbentuk melelui perkaiatan antara
rangsangan (stimulus) dengan tindak balas (respon). Perubahan perilaku
lebih banyak karena pengaruh lingkungan. Teori behaviorisme dibedakan
antara teori pelaziman klasik dan teori pelaziman operan. Teori
pelaziman klasik dipelopori oleh Ivan Pavlov, konsep atau prisip
pembelajaran yaitu:
- Excitation (pergetaran) yaitu suatu
rangsangan tak terazim atau alami dapat membangkitkanreaksi sel-sel
tertentu, sehingga dapat menghasilkan tindak balas.
- Irradiaton (penularan) yaitu terjadi
reaksi dari sel-sel lain yang berbeda di sekitar kawasann sl-sel yang
bekenan debgan rangasangan tak terlazim.
- Stimulus generalization (generalisasi
rangsangan) yaitu keadaan dimana individu memberika tindak balas yang
sama terhadap ranggsangan tertentuu yang memiliki kesamaan walaupun
tidak serupa.
- Extintion (penghapuan) yaitu suatu
tidak balas akan hilang secarra perlahan-lahan apabila makin
berkurangnya keterkaitann dengan rangsangan tak terlazim.
Teori pelaziman operan yang tokohnya
yaitu Throndike, pada dasarnya poses pembelajaran merupakan pembinaan
hubungan antara rangsangan tertentu dengan perilaku tertentu. Semua
pembelajaran dilakukan melalui suatu prroses coba-salah (trial and
error). Ada tiga hukum pembelajaran yaitu hukum hasil (law of effect)
menyatakan bahwa hubungan antara rangsangan dan perilaku akan makin
kukuh apabila ada kepuasan, dan akan makin diperlemah apabila terjadi
ketidakpuasaan, hukum latihan (law of exercise) menyatakan suatu
rangsangan dan perilaku akan makin kukuh apabila sering dilakukan
latihan, dan hukum kesiapan (law of readiness) menyatakan bahwa
hubungan rangsangan dan perilaku akan semakin kukuh apabila disertai
dengan kesiapan individu.
Teori pembelajaran Gestalt, dalam pandangan ini pembelajaran merupakan
suatu fenomena kognitif yang melibatkan persepsi terhadap suatu benda,
orang, atau peristiwa dalam cara-cara yng berbeda. Beberapa aplikasi
tori gestalt dalam proses pembelajaran adalah pengalaman tilikan
(insight), pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), perilaku
bertujuan (purposive behavior), prinsip ruangg hidup (life space), dan
transfer dalam pembelajaran.
Komentar /refleksi:
Pada dasarnya teoori-teori pembelajaran menurut para ahli serprti teori
behaviorisme dengan rangssangan dan stimulusnya dan Gestalt,k eduannya
memiliki fingsi yang sama dalam proses pendididkan
BAB V TEORI-TEORI PEMBELAJARAN (2)
Teori perkembangan kognitif merupakan
salah satu aspek perkembangan mental yang bertujuan : (1) memissahkan
kenyataannya dengan fantasi, (2) menjelajah kenyataan dan menemukan
hukum-hukumnya, (3) memilih kenyataan-kenyataan yang berguna bagi
kehidupan, (4) menentukan kenyataan yang sesungguhnya di balik sesuatu
yang nampak. Pekembangan kognitif merupakan suatu proses di mana tujuan
individu melalui suatu ranggkaian yang secara kualittatiif beerbeda
dengan berfikir. Perkembangan kgnitif merupakan pertumbuhan berfikir
logis dari masa bayi hingga dewasa, yang berrlangsung melali empat
peringkat yaitu:
- Peringkat sensori motor (0-1,5 tahun),
aktivitas kognitip berpusat pada lat indera (sensori) dan gerak
(motor). Aktivitas ini terbentuk melalui proses penyesuaian fisik
sebagai hasil dari inteeraksi dengan liingkungan.
- Peringkat pre-operational (1,5-6
tahun), aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem yang terorganisir.
Cara berfikir ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten dan tidak
logis.
- Peringkat concrete operational (6-12
tahun), perkembangan kognitif pada peringkat operasi kongkrit,
memberikan kecakapan anak berkenaan dengan konsep-konsep klasifikasi,
hubungan dan kuantitas.
- Peringkat formal operational (12 tahun
ke atas), perkembangan kognitif ditandai dengan kemmpuan individu untuk
berfikir secara hipotetis dan berbeda dengan fakta, memahami konsep
abstrak.
Impilkasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pengajaran antara lain :
- Bahasa dan cara fikir anak berbeda
dengan orang dewasa oleh karena itu dalam mengajar guru hendaknya
menggnakan bahasa yan sesuai dengan ara berfikir anak.
- Anak-anak akan beajar lebih baik
apabila dapat menghadapi lingkungan dnan baik. Guru harus membantu agar
dapat berinteraksi dengan lingkungan denggan bak.
- Bahan yang akan dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
- Beri peluang agar anak mau belajar sesuai dengan peringkat perkembangannya.
- Di dalam kelas hendaknya anak-anak diberi peluang untuk saling berbicara dan beriskusi dengan teman-temannya.
Teori pemrosesan informasi (Robert
Gagne), hasil pembelajaran manusia pada dasarnya bersifat kumulatif,
yang berarti bahwa hasil dari pembelajaran yang dicapai individu adalah
merupakan kumpulan keseluruhan hasil-hail pembelajaran sebelunya yang
saling terkait. Pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
pembelajaran. Peringkat dalam proses pembelajaran menurut teori Gagne
melalui fase : (1) motivasi, (2) pemahaman, (3) pemerolehan, (4)
penahanan, (5) ingatan kembali, (6) generalisasi, (7) perlakuan, (8)
umpan balik. Dalam setiap fase terjadi pemrosesan tertentu.
Dalam kaitan dengan pengajaran ada sembilan langkah pengajaran yaitu:
- Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
- Memberikan infomasi kepada siswa mengenai tujuan pengajaran.
- Merangsang siswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran.
- Menyampaikan isi yang akan di bahas sesuai dengan topik.
- Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa.
- Memberikan peneguhan kepada perilaku pembelajaran siswa.
- Memberikan umppan balik terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.
- Melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran.
- Memberkan kesempatan kepada siswa untuk mengingat dan menggunakan hasil pembelajaran.
Teori pembelajaran sosial kognitif,
disebut teori ini karena proses kognitif yang terjadi dalam individu
memegang peranan dalam pembelajaran, edangkan pembelajaran terjadi
karena adanya pengaruh lingkunggan sosial. Individu akan mengamati
perilaku I lingkungannya sebagai model, kemudian ditirunya sehingga
menjadi perilaku miliknya. Dengan demikian teori ini disebut teori
pembelajaran melalui peniruan. Perilaku individu terbentuk melalui
peniruan terhadap perilaku di lingkuna,p embelajaran merupakan suatu
proess bagaimana membuat peniruan sebaik—baiknya sehingga bersesuaian
dengan keadaan dirinya dan tujuannya.
Komentar /refleksi:
Teori-teori pembelajaran yang haruus diketahui adalah beragam dan
kesemuannya berperan penting terhadap proses pembelajaran dan
pengajaran. Seperti menurut teoriperkembangan kognitif proses
pembelajaran akan berhasil apabila disesuaikan dengan peringkat
perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan objek fisik yang ditunjang oleh interaksi
dengan teman sebaya, dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru dan
guru hendaknya banyak memberikan rrangsanan kepada siswa agar mu
berinteraksii dengan lingkunganya dan secara aktif mencari dan
menemukan berbagai hal dari lingkungannya. Menurut teori pembelajaran
sosial kognitif yang menekankan pada peniruan bahwa dalam pengajaran di
dalam kelas guru hendaknya merupakan tokoh perilaku bagi
siswa-siswanya. Proses kognitif siswa hendaknya mendapat perhatian dari
guru, kemudian hendaknya lingkungan memberikan dukungan bagi proses
pembelajaran, dan guru membantu siswa dalam mengembangkan perilaku
pembelajaran.
BAB VI ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
Perilaku belajar siswa, dalam psikologi
pendidikan, belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseeluruhan sebagi hasil penglaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Dalam hubungan dengan proses belajar
ini, yang harus dikenal betuloleh para pengajar adalah apa yang disebut
dengan metakognisi dan persepsi sosial-psikologis pelajar. Yang dimaksd
dengan metakognisi adalah pengetahuan seorang
individu proses dan hasil belajar yang terjadi dalam dirinya serta
hal-hal yang terkait. Hal ini mengandung arti bahwa, agar proses
belajar dapat berlangsung secara efektif, maka pelajar seharusnya mampu
mengenal proses dan hasil yang terjadi dalam dirinya. Untuk itu para
pengajar hendaknya mamppu mengenal dan membantu siswa. Yang dimaksud
dengan persepsi sosio-psikologis adalah sampai seberapa jauh pelajar
mempersepsi proses belajar yang berlangsung beserta situasi-situasi
yang berpengaruh.
Perilaku hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Para pengajar sangat diharapkan mampu mengantisipasi
aspek-aspek perubahan perilaku ini yang dimulai dengan perencanaan
kegiatan belajar-mengajar, dan mengembangkannya setelah kegiatan
belajar berakhir. Dengan perilaku belajar yang efektif disertai proses
mengajar yang tepat, maka proses belajar-mengajar diharapkan mampu
menghasilkan manusia-manusia yang mempunyai karakteristik sebagai: (1)
pribadi yang mandiri, (2) pelajar yang efektif, (3) pekerja yang
produktif, (4) anggota masyarakat yang baik. Untuk mewujudkan kualitas
manusia seperti itu, maka ada empat kulitas belajar yang harus
dikembangkan dalam diri pada siswa, yiatu: (1) belajar untuk menjadi
(learning to do), (2) belajar untuk belajar (learning to learn), (3)
belajar untuk berbuat (learning to do), (4) belajar untuk hidup bersama
(learning to live together)
Perilaku mengajar guru, guru dituntut arus mampu mewujudkan perilaku
mengajar secara tepat agar menjadi perilku belajar yang efektif dalam
diri siwa. Guru juga di tuntut untuk menciptakan situasi
balajar-menajar yang kondusif. Guru tidak terbatas sebagai pengajar
dalam arti penyampai pengetahuan, akan tetapi lebih meningkat sebagai
perancang pengajaran, manajer pengajaran, pengevaluasi hasil belajar
dan sebagai direktur belajar.
Dalam mewujudkan perilaku mengajar secara tept, karakteristik pengajar yang diharapkan adalah:
- Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelaajaran yang diajarkannya.
- Memiliki kecakapan untuk memperkirakan
kepribadian ddan suasana hati secara tepat serta membuat kontak dengan
kelompok secara tepat.
- Memiliki kesabaran, keakraban, dan sensivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semangat belajar.
- Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha memberikan penjelasan kepada pesrta didik.
- Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode.
- Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dam metode dan teknik.
Pengajar akan mengajar dengan baik
apabila memiliki sikap dasar yang benar, sasaran yang benar, informasi
faktual yang diperlukan, memahami macam-macam metoda dan teknik dan
mengetahui bagaimana memilihnya, membantu pelajar dalam merencanakan
tindak lanjut
Perwujudan perilaku guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar
akan nampk pada interaksi antar keduanya. Dalam interaksi ini terjadi
proses saling mempengaruhi sehingga terjadi perubahan perilaku pada
diri pelajar dalam bentuk tercapainya hasil belajar. Sekurang-kurangnya
ada tiga hal dalam interaksi pelajar-pengajar yaitu proses belaja,
metode mengajar, dan pola-pola interaksi.
Model pembelajaran yang dipandang cukup komprehensif yang dikembangkan oleh Ernest Chang dan Don Simpson, “The circle of learning: individual and Group Process” menurut model ini, pembeljaran
dapat berlangsung tidak hanya tanggung jawab individual, akan tetapi
dapat dalam bentuk kolaboratif melalui proses kehidupan kelompok.
Model ini mendasarkan atas paradigma hubungan antara aktivitas dan
orientasi. Dalam proses berlangsungnya pembelajaran ada dua dimensi
yaitu dimensi aktivitas pembelajaran dan dimensi orientasi proses.
Hubungan dua dimensi itu menghasilkan empat pola pembelajaran yaitu:
(1) traditional lectures atau ceramah tradisional, (2) self study atau
belajar mandiri, (3) concurrent learning atau pembelajaran bersama, (4)
colaborative learning atau pembelajaran kolaboratif.
Komentar /refleksi:
Dalam bab ini kita dapat mengenal dan menerapkan bebgai aspek
psikologis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada saat
proses belajar-mengajar. Yang ibicarakn aspek psikologis disini yaitu
aspek perilaku individu yang terkit dengan proses belajar-mengajar.
Seperti kita ketahui dalam proses kegiatan ini melibatkan intraksi
individu antara pelajar dan pengajar aspek prilkunya berarti perilaku
belajar siswa dan perilaku mengajar guru.
Dalam mewujudkan proses mengajar yang efektif dan efisien maka perilaku
belajar siswa dan perilaku mengajar guru dapat di dinamiskan secara
baik. Pengajar (guru) hendaknya mampu mewujudkan perilaku mengajar
secara tepat agar mampu mewujudkan perilaku belajar siswa melalui
interaksi belajar-mengajar yang efektif dalam situasi belajar-mengajar
yang kondusif.
BAB VII ASPEK-ASPEK PERILAKU PEMBELAJARAN
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu
upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan
perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.
Perilaku belajar terjadi dalam situasi interaksi belajar-mengajar dalam
mencapai tujuan dan hasil belajar. Dalam berbagai teori penelitian,
ternyata terdapat kaitan yng erat antara kepuasan yang dicapai dalam
elajar denga unjuk kerja dan motivasi. Kepuasan yang diperoleh siswa
dari prosse belajar dapat menunjukkan unjuk kerja yang dan dapat
meningkatkan motivasi belajar. Unjuk kerja yang dicapai seseorang dapat
mendapatkan kepuasan dan kemudian dapat meningkatkan motivasi, dalam
kaitan ini hendaknya dapat ditimbulkan suasana belajar yang sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan kepuasan agar dapat menghasilkan unjuk
kerja yang baik. Faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa dalam belajar
yaitu imbalan hasil belajar, rasa aman dalam belajar, kondisi belajar
yang memadai, kesempatan untuk memperluas diri, hubungan pribadi.
Ada beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan yaitu prinsip
kompetisi, prinsip pemacu, prinsipganjaran dan hukuman, kejelasan dan
kedekatan tujuan, pemahaman hasil, peengembangan minat, lingkungan yang
kondusif, keteladanan.
Pengamatan dan perhatian merupakan aspek tingkah laku yang mempunyai
peranan penting dalam proese pembelajaran. Keefektipan suatu pross
peembelajaran akan banyak dipengaruhi oleh kulitas pengamatan dan
perhatian yang diberikan. Pengamatan atau perception, merupakan salah
satu bentuk perilaku kognitif, yaitu suatu proses mengenal lingkungan
dengan menggunakan alat indera. Prosses pengmatn tejadi karena adanya
rangsangan dari lingkungan yang diterima oleh individu denan enggunaan
alat indera. Rangsangan itu kemudian diteruskan ke pusat kesadaran
yaitu otak untuk kemudian diberika makna dan tafsiran. Dilihat dari
proporsi penggunaan alat indera ada beberapa gaya pengamatan yaitu:
gaya pengamatan visual, gaya auditif, gaya taktil, gaya kinestetik.
Perhatian dapat diartikan sebagai peningkatan aktivitas mental terhadap
suatu rangsangan tertentu. Perhatian dapat lebih memusatkan pengamatan
individu kepada suatu rangsangan, sehinnga pengamatan menjadi lebih
efektif. Guru dapat membantu siswa dalam memusatkan memelihara perhatan
dalam proses pembelajaran dengan hal-hal sebagai berikut:
- Isyarat, memberikan isyarat-isyarat tertentu kepada siswa pada saat memulai pelajaran atau pada saat pergantian aktivitas.
- Gerakan, senantiasa bergerak dan berkeliling ke seluruh kelas selama menyajikan pelajaran.
- Variasi,menggunakan gaya variasi dalam gaya mengajar.
- Minat, memberikan minat siswa sebelum dan selama proes pengajaran.
- Pertanyaan, mengajukan pertanyaan
selama proses pengajaran berlangsung, mendorong siswa untuk memberikan
jawaban denga kata-kata sendiri.
Suatu proses pembelajaran akan
berlangsung dengan efektif apabila informasi yang dipelajari dapat
diingat dengan baik dan terhindar dari lupa. Mengingat adalah merupakan
proses menerima, menyimpan, dan mengeluarkan kembali
inforrmasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian
disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran.
Yang dimaksud dengan transfer dalam pembelajaran ialah pemindahan hasil
pembelajaran dari suatu situasi kee situai lain. Tanfer akan terjadi
apabla terdapat kesamaan antara pembelajaran yang satu dengan situasi
lainnya.
Dalam proses pembelajaran kebutuhan merupakan sumber timbulnya
motivasi. Kebutuhan (need) dapat diartikan sebagai suatu sitiasi
kekurangan dalam diri inividu dan menunutut pemuasan agar dapat
berfungsi secara efektif. Kebutuhan merupakan sumber timbulnya motivasi
yang mendorong individu untuk berperilaku.
Komentar /refleksi:
Dalam bab ini dibahas mengenai beberapa aspek psikologi yang tekait
dengan proses pembelajaran dan pengajaran.dengan memperhatikan konsep
psikologis diharapkan guru mampu mengembangkan strategi pembelajaran
yang seefektif mungkin . Aspek yang dibahas yaitu:
- Motivasi,dalam hubungannya para guru
mempunyai tanggungjawab dan kewajiban untuk memotivasi dalam belajar
dan membantu agar mereka terhindar dari kemungkinan frustasi.
- Pengamatan dan perhatian, dalam
aktivitas di sekolah guru harus mengusahakan agar siswa dapat melakukan
pengamatan yang efektif agar memperoleh hasil pembelajaran yang
sebaik-baiknya. Dalam mengajar hendaknya memberikan kesempatann epada
siswa untmlakukan pengamtan yang baik.
- Mengingat dan lupa, tugas guru adalah
membantu siswwa dalam proses pembelajaran agar bahan-bahan yang
dipelajari siswa dapat diingat dnga baikdan terhindar dari lupa.
- Transer dalam belajar.
- Kebutuhan individu.
BAB VIII PSIKOLOGI MENGAJAR
Pendidikan diwujudkan melalui proses
pengajaran. Proses pengajaran yang efektif terbentuk melalui pengajaran
yang meliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Berpusat pada siswa
- Interaksi edukatif antara guru dengan siswa
- Suasana demokratis
- Variasi metode mengajar
- Guru profesional
- Bahan yang sesuai dan bermanfaat
- Lingkungan yang kondusif
- Sarana belajar yang menunjang
Model mengajar dikelompokkan dalam empat rumpun yaitu
- Rumpun model pemrosesan informasi,
model ini berorientasi pada kecakapan siswa dam memproses informasi.
terdiri atas: model berpikir induktif, model latihan inkuri, inkuri
ilmiah, penemuan konsep, pertumbuhan kognitif, model penata lanjutan
dan memori.
- Rumpun model-model personal, model ini
berorientasi kepada individu dan perkembangan keakuan (selfhood),
terdiri atas; pengajaran non-direktif, latihan kesadaran, sinektik,
sistem-sistem konseptual dan pertemuan kelas.
- Rumpun model interaksi sosial, model
ini menekankan hubungan individu dengan orang lain atau masyarakat,
terdiri dari; penentuan kelompok, inkuiri (penemuan sosial), metode
laboratori, jurisprudensial, bermain peran, model penata lanjutan, dan
simulasi sosial.
- Rumpun model behavior (perilaku),
model ini menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan
perilaku yang tidak dapat diamati, terdiri dari: manajemen kontingensi,
kontrol diri, relaksasi, pengurangan ketegangan, latihan asertif
desensitasi, latihan langsung.
Komentar /refleksi:
Dalam bab ini meliputi psikologi belajar yang di dalamnya terdapat
proses pengajaran yang efektif. Agar dapat terjadi proses pengajaran
seperti itu maka guru harus mampu menciptakan proses pengajaran dalam
suasana pembelajaran yang baik. Selanjutnya yaitu mengenal model-model
mengajar, seperti kita ketahui bahwa mengajar merupakan tugas utama
seorang guru, dengan bahasan yang ada pada bab ini, dapat diharapkan
ketika menjadi seorang guru dapat mengenal model-model mengajar dan
memilihnya secara tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta
keadaan lingkungannya.
BAB IX PSIKOLOGI GURU
Peranan (role) guru artinya keseluruhan
perilaku yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
guru. Di dalam keluarga guru perperan sebagai pendidik dalam keluarga
atau family educator, sedangkan di masyarakat, guru berperan sebagai
pembina masyarakat (sosial developer), pendorong (social motivator),
penemu (sosial inovator) dan sebagai agen masyarakat (social agent).
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi kinerja guru:
- imbalan kerja
- rasa aman dalam pekerjaan
- kondisi kerja yang baik
- kesempatan pengembangan diri
- hubungan pribadi
Kompetensi guru adalah pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang harus ada pada seseorang agar dapat
menunjukan perilakunya sebagai guru. Kompetensi guru meliputi
kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial,
kompetensi intelektual dan kompetensi spiritual. Guru profesional
adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab dan rasa kesejawatan
yang didukung oleh etika profesi yang kuat.
Kepribadian merupakan keseluruhan perilaku dalam berbagai aspek yang
secara kualitatif akan membentuk keunikan atau kekhasan seseorang dalam
interkasi dengan lingkungan diberbagai situasi dan kondisi. Dalam
lingkup pendidikan, penampilan guru merupakan hal yang amat penting
untuk mewujudkan kineja secara tapat dan efektif. Dengan demikian sifat
utama seorang guru adalah kemampuannya dalam mewujudkan penampilan
kualitas kepribadian dalam interaksi pendidikan yang sebaik-baiknya
agar kebutuhan dan tujuan tercapai secara efektif.
Komentar /refleksi:
Dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya di sekolah guru memegang
peranan yang paling utama, perilaku guru dalam proses pendidikan akan
memberikan pengaruh bagi pembinaan siswa. Dalam psikologi guru pada bab
ini merupakan kajian psikologis terhadap berbagai aspek perilaku guru
khasnya dalam proses pendidikan di sekolah.
===================
Ditulis oleh :
Gesty Sugesty
Kelas : II A. Program Studi Pendidikan Ekonomi-FKIP UNIKU.
(Kajian Kritis Buku Psikologi: Diajukan Dalam rangka Memenuhi Salah Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan. 2010)