KONSELING
KEPRIBADIAN
Tulisan softskill sistem informasi psikologi (Konsultasi Kepribadian) Dama Garri S.W.S 13509179 kelas 4PA07
Bagaimana
Mengenal Kepribadian Ekstrovert dan Introvert?
Pentingnya mempelajari temperamen
Manusia di ciptakan berbeda-beda,
baik dari segi fisik maupun temperamen. Dalam hubungan suami-isteri,
maupun hubungan pertemanan sering terjadi salah paham oleh karena ketidak
sanggupan memahami sifat dan karakter masing-masing. Nah..oleh karena itu
melalui pelajaran ini mari kita belajar mengenali karakter masing-masing, demi
terciptanya hubungan yang lebih baik. Nah..berikut ini kita akan membahasa 2
jenis kepribadian temperamen manusia, yaitu Ekstrovert dan Introvert.
Jung mengatakan (dalam Hall dan
Lindzey, 1978 : 125) bahwa ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi
oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan,
serta tindakannya lebih banyak ditentukan oleh lingkungan. Sedangkan introvert
adalah kepribadina yang lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya
tertuju ke dalam.
Sementara introvert Menurut Eysenck,
adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi - ekstroversi dengan
karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari
resiko (Pervin, 1993). Nah..Kita akan melihat perbedaan kedua jenis kepribadian
ini, dari sudut perkembangan moral, akademis, pilihan pekerjaan, dll.
1. Perkembangan Moral dan Rohani:
A. Kaum Ekstrovert.
- Temperamen yang introvert (melankoli dan plegmatik lebih mudah diajar daripada yang ekstrovert (sanguin dan kolerik).
- Bukan berarti mereka adalah kaum pemberontak, karena untuk diajar, perlu waktu dan kesabaran sebab mereka mudah kehilangan perhatian.
- Jika anak-anak ini dibiarkan bertumbuh begitu saja, maka perhatiannya terhadap hukum dan peraturan (Allah dan manusia) akan berkurang. Umumnya kaum kriminal dan pelanggar hukum adalah golongan ekstrovert yang ekstrim.
B. Kaum Introvert.
- Lebih mudah diatur dan dididik.
- Lebih penurut dan kata hatinya mudah terganggu.
- Biasanya mereka hadir acara-acara bersifat rohani.
- Masalah mereka yang besar adalah problema rasa bersalah. Kebutuhan mereka yang terbesar adalah keyakinan bahwa dosa-dosa mereka telah diampuni.
- Tidak boleh memperlakukan mereka dengan keras karena mudah bagi mereka untuk mengetahui peraturan yang harus ditaati.
2. Hasil Akademis.
A. Kaum Ekstrovert:
- Kurang begitu menonjol disekolah. Nilai angka mereka biasanya sedang-sedang saja.
- Kurang dapat mendisiplin diri sendiri.
- Memperoleh stimulasi yang kuat melalui tegoran atau disiplin.
B. Kaum Introvert:
- Biasanya lebih mudah menangkap pelajaran dan grade mereka agak tinggi. Namun ada juga pengaruh faktor lainnya, seperti inteligensia dan motivasi.
- Lebih mendisiplin diri untuk belajar dengan baik.
- kaum introvert memperoleh motivasi yang kuat melalui pujian.
3. Pilihan Pekerjaan.
A. Kaum Ekstrovert:
- Biasanya melakukan pekerjaan lebih baik jika ada hubungannya dengan orang lain.
- Contoh pekerjaan mereka adalah salesman/saleslady, humas, pertunjukan seni dan musik, dan seringkali politik.
- Ada dua jenis ekstrovert: Pertama, sangat sosial, bersahabat, dan suka jalan-jalan; sedangkan yang kedua, lebih kasar, suka murung, dan berlaku tidak sopan. Sangat sosial, bersahabat dan suka jalan-jalan
B. Kaum Introvert.
- Bekerja lebih baik dalam pelajaran di sekolah.
- Lebih suka melakukan tugas yang detail, mempunyai kesanggupan untuk berkonsentrasi, dan bekerja dengan benda-benda daripada dengan orang.
- Biasanya mereka menjadi ahli akutansi, peneliti, pelukis atau seniman, tehnisi, dan lain-lain.
4. Popularitas.
- Ekstrovert lebih populer di sekolah dan biasanya mereka dipilih sebagai para pemimpin.
- Ekstrovert lebih mudah mengadakan hubungan dengan lawan jenis sebab mereka pintar berbicara.
- Lebih mudah menjalin hubungan dengan orang yang tidak dikenal karena sikapnya periang, suka senyum, dan berbicara.
- Introvert cenderung untuk menyendiri di kamar atau hanya mempunyai satu atau dua kawan saja.
5. Kesanggupan untuk Berkonsentrasi.
A. Kaum Ekstrovert:
- Ekstrovert kurang dapat berkonsentrasi karena mereka mudah terganggu.
- Ekstrovert cenderung untuk mengalami kecelakaan, seperti kecelakaan mobil.
- Ekstrovert kurang begitu kuatir karena masa berkonsentrasi agak singkat.
B. Kaum Introvert:
- Daya konsentrasi mereka lebih tinggi dan lebih lama.
- Introvert kurang sanggup menjalani ujian tulisan yang panjang-panjang karena daya konsentrasi mereka sangat pendek.
- Lekas bosan dengan bacaan yang panjang-panjang.
6. Daya Ingat.
- Daya ingat ekstrovert cukup pendek, sementara kaum introvert lebih lama.
- Jika seorang dosen memberi ujian sehabis bahan kuliah diajarkan, maka kaum ekstrovert akan mempunyai hasil yang lebih baik daripada introvert.
- Karena daya ingat introvert lebih kuat, maka merek lebih mudah diajar karena mereka akan ingat itu untuk jangka waktu yang lama berbagai pelajaran.
·
Konsep tipe kepribadian ekstrovert dan introvert
pertama sekali dikemukakan oleh Carl Gustaf Jung. Jung (dalam Suryabrata, 1998)
mengungkapkan konsep jiwa sebagai dasar pembagian tipe kepribadian.
·
Konsep sikap jiwa dijelaskan sebagai arah daripada
energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia
terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu dapat ke luar ataupun ke
dalam, dan arah orientasi manusia terhadap dirinya, dapat keluar ataupun ke
dalam. Jadi, berdasarkan sikap jiwa tersebut manusia digolongkan jadi dua tipe
yaitu: manusia yang bertipe introvert dan manusia yang bertipe ekstrovert.
·
Jung mendefinisikan tipe kepribadian introvert sebagai
berikut: “Introversion is an attitude of psyche characterized by an
orientation toward one’s own thoughts and feeling....when we say people are
introver, we mean they are withdrawn and often shy and they tend to focus on
themselves” (dalam Schultz dan Schultz, 1993).
·
Individu tipe kepribadian introvert terutama
dipengaruhi oleh dunia subjektifnya, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri.
Orientasinya terutama tertuju ke dalam: pikiran, perasaan, serta
tindakan-tindakannya terutama ditentukan faktor-faktor subjektif. Penyesuaian
dengan dunia luar kurang baik; jiwanya tertutup, sukar bergaul sukar
berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain (dalam
Suryabrata, 1998).
·
Tipe kepribadian introvert bertolak belakang dengan
tipe kepribadian ekstrovert, dimana Jung mengartikan tipe kepribadian
ekstrovert sebagai berikut: “Extraversion is an attitude of psyche
characterized by an orientation toward the external world and other
people.....Extraverts are more open, sociable, and socially assertive” (dalam
Schultz dan Schultz, 1993).
·
Individu yang tipe kepribadian ekstrovert terutama
dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia di luar dirinya. Orientasinya
terutama tertuju ke luar, pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama
ditentukan oleh lingkungannya baik lingkungan sosial maupun lingkungan non
sosial. Individu bersikap positif terhadap masyarakatnya; lebih terbuka, mudah
bergaul, hubungan dengan orang lain lancar (dalam Suryabrata, 1998).
·
Jung (dalam Suryabrata, 1998) menyatakan bahwa setiap
orang memiliki kapasitas untuk kedua sikap tersebut, tetapi hanya satu yang
dominan dan sadar dalam kepribadiannya, sedangkan yang lain kurang dominan dan
tidak sadar. Apabila ego lebih bersifat ekstrovert dalam relasinya dengan dunia
maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat introvert.
·
Menurut Jung (dalam Ambarita, 2004) tipe-tipe ini
dapat kita jumpai pada semua lapisan masyarakat, baik laki-laki ataupun
perempuan, pada orang dewasa ataupun anak-anak. Pendidikan, lingkungan, jenis
kelamin atau umur tidak berpengaruh pada terjadinya tipe-tipe ini. Dikatakan
juga bahwa dalam satu keluarga kedua tipe ini, introvert dan ekstrovert dapat
ditemukan sekaligus.
·
Jadi sikap kedua tipe ini (kepribadian ekstrovert dan
introvert) terhadap dunia luar atau lingkungan sekitarnya bukanlah sikap yang
diambil dengan sadar dan sengaja. Sikap yang demikian harus kita anggap
mempunyai sebab tak sadar dan instinktif atau lebih tegas lagi dapat dikatakan
bahwa tipe ini dalam lapangan ilmu jiwa memiliki dasar biologis (dalam
Ambarita, 2004).
·
Jung menganggap sikap manusia terhadap dunia luar itu
sebagai suatu soal penyesuaian diri, sebab cara suatu tipe menyesuaikan diri
dengan dunia luar akhirnya akan bergantung kepada pembawaan si anak itulah yang
pertama- tama akan menentukan ke dalam tipe mana kelak ia masuk (apakah tipe
kepribadian ekstrovert atau introvert). Pembawaan itu pula yang menentukan
bagaimana anak itu akan menyesuaikan diri dengan dunia luar.
·
Tipe Kepribadian. Tipe
kepribadian merupakan ciri, sifat dan karakter yang dimiliki oleh
seseorang yang membedakan seseorang dengan individu lainnya. Tipe kepribadian yang dimiliki seseorang sangat menentukan pola reaksinya terhadap situasi dan kejadian yang secara langsung atau tidak langsung membawa pengaruh dalam dirinya. Ada dua tipe kepribadian introvert dan tipe kepribadian ekstrovert, yang memiliki ciri sebagai berikut:
1. Tipe kepribadian introvert mempunyai ciri-ciri antara lain, sadar akan waktu, semangat berkompetisi, sangat ambisius, sangat agresif, pekerja keras, menetapkan target yang tinggi bagi dirinya dan orang lain, memiliki emosi yang tinggi.
2. Tipe kepribadian ekstrovert yang cenderung akan menunjukkan ciri sangat tenang, santai, tidak memiliki ambisi berlebihan, kurang rentan terhadap stres kerja dan penyakit jantung.
seseorang yang membedakan seseorang dengan individu lainnya. Tipe kepribadian yang dimiliki seseorang sangat menentukan pola reaksinya terhadap situasi dan kejadian yang secara langsung atau tidak langsung membawa pengaruh dalam dirinya. Ada dua tipe kepribadian introvert dan tipe kepribadian ekstrovert, yang memiliki ciri sebagai berikut:
1. Tipe kepribadian introvert mempunyai ciri-ciri antara lain, sadar akan waktu, semangat berkompetisi, sangat ambisius, sangat agresif, pekerja keras, menetapkan target yang tinggi bagi dirinya dan orang lain, memiliki emosi yang tinggi.
2. Tipe kepribadian ekstrovert yang cenderung akan menunjukkan ciri sangat tenang, santai, tidak memiliki ambisi berlebihan, kurang rentan terhadap stres kerja dan penyakit jantung.
·
Individu yang introvert akan mengalami
ketegangan emosional yang lebih besar saat menghadapi konflik karena mereka
cenderung menarik diri dari kerja, dan hal ini akan menghambat efektifitas
penyelesaian masalah. Kepribadian merupakan locus of control sebagai penyebab
yang signifikan terhadap stres kerja. Individu dengan locus of control
eksternal menyakini bahwa setiap kegagalan yang dialami oleh mereka disebabkan
oleh kekuatan dari luar diri mereka yang tidak mampu mereka atasi dengan
kemampuan yang mereka miliki
·
Apabila dikelompokan, kepribadian dibagi menjadi
dua kelas terpisah, yaitu Fixed Personaliy (kepribdian yang tegas, mapan dan
sulit diubah) dan Flexible Personaliy (kepribadian yang luwes dan adaptif).
Orang dengan kepribadian tegas selalu menunjukkan karakter kepribadian yang
sama apakah ia bersama orang-orang terdekat atau orang asing. Orang semacam ini
tidak bisa melepas jaket baja kepribadiannya. Apakah sedang bermain atau
bekerja, apakah di pesta atau di konferensi. Ia sudah terlatih untuk tidak
membiarkan dirinya terombang-ambing lingkungan. Sedangkan, orang yang punya
kepribadian fleksibel sangat susah untuk diukur. Orang-orang yang berada dalam
lingkungan kepribadian macam ini tidak selalu bisa menunjukkan ke dalam
kualitas kepribadian mereka. Orang-orang semacam ini tidak bisa ditangkap
sepotong-sepotong. Untuk bisa mengetahui seberapa kepribadian mereka, kita
harus menempelnya kemana saja dan melihat bagaimana mereka menghadapi dan
mengatasi situasi-situasi sulit dan berbahaya.
·
Kepribadian yang mana sih yang sebenarnya lebih baik?
Introvert atau extrovert? Bagaimana yah caranya supaya bisa menjadi orang
dengan keribadian ekstrovert? Jika aku lebih memilih untuk sendiri apakah
berarti aku memiliki kelainan? Mengapa orang lain bisa memiliki kepribadian
yang lebih menyenangkan sedangkan aku tidak?
·
Kalimat-kalimat tanya diatas mungkin menjadi
pertanyaan yang cukup umum diatara orang-orang khususnya para remaja yang
dituntut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Apa sih yang
sebenarnya dimaksud dengan ciri kepribadian extrovert dan introvert? Kepribadian
Extrovert merupakan kepribadian yang stimulus utamanya berasal dari lingkungan.
Karenanya orang dengan kepribadian extrovert senang bersosialisasi, asertif,
dan terbuka pada lingkungan. Sebaliknya kepribadian introvert merupakan
kepribadian yang stimulus utamanya berasal dari diri sendiri. Orang dengan
kepribadian introvert biasanya cenderung lebih tertutup, tidak asertif dan
menyenangi kegiatan-kegiatan individual.
·
Kedua ciri kepribadian tersebut memiliki aspek-aspek
positif dan negatif, sehingga sebenarnya tidak ada kepribadian yang lebih baik
atau lebih buruk diantara keduanya. Menjadi penyendiri bukan berarti hal yang
negatif atau memiliki kelainan, begitu pula sebaliknya dengan orang yang selalu
membutuhkan orang lain. Setiap orang memiliki batasan kenyamanan tertentu dalam
bersosialisasi, bergaul dan membuka dirinya pada lingkungan. Oleh karena itu
tidak ada yang salah dengan menjadi extrovert maupun introvert. Hal yang perlu diperhatikan adalah selama kepribadian
tersebut tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, maka kita tidak perlu
memiliki kekhawatiran yang terlalu dalam. Tetapi apabila kepribadian tersebut
sangat merugikan diri sendiri dan orang lain, maka sebaiknya kita melakukan
sesuatu. Hal ini bukan berarti merubah diri kita secara total, melainkan
menyesuaikan diri kita terhadap lingkungan.
·
Contoh.
·
Kecenderungan untuk menyendiri membuat kita dijauhi
lingkungan karena menolak untuk mengerjakan tugas kelompok.
·
Kecenderungan untuk selalu membutuhkan orang lain
menganggu teman-teman lainnya yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi
ujian.
·
·
Berdasarkan email-email konsultasi yang masuk kepada
tim Webkonseling, banyak yang mempertanyakan mengenai bagaimana caranya merubah
kepribadian yang tertutup (introvert) menjadi lebih terbuka. Hal ini khususnya
terkait dengan kesulitan mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
(pekerjaan, sekolah, kuliah dll).
·
Untuk membuat diri kita menjadi lebih terbuka terhadap
orang lain, penting bagi kita untuk mengetahui mengapa lebih senang sendiri
daripada bergaul dengan orang lain. Ada berbagai alasan mengapa orang lebih
nyaman sendiri, seperti malu, merasa tidak PD, merasa rendah diri/minder, takut
membuat kesalahan, ada pengalaman menyakitkan dimasa lalu mengenai pertemanan
dll.
·
·
Ada beberapa saran yang bisa diberikan agar kita
menjadi lebih berani dan terbuka dalam bersosialisasi/bergaul:
·
1. Hilangkan pikiran
negatif mengenai diri sendiri
·
Pada saat berbicara atau berkenalan dengan orang lain,
jangan sekali-kali mengkritik diri sendiri. Hilangkan jauh-jauh pikiran-pikiran
mengenai pendapat orang mengenai diri kita. Misalnya, “dia tidak suka dengan
saya”, “saya tidak pandai berbicara” dll. Pikiran negatif atau kritik diri
sendiri hanya akan menghambat pembicaraan dan keinginan kita untuk bergaul
karena apa yang kita pikirkan belum tentu benar.
·
2. Jangan berharap terlalu
banyak dari orang lain
·
Usaha kita untuk bergaul dengan orang lain tentunya
diiringi pula dengan ekspektasi kita yang besar akan tanggapan orang lain
terhadap kita. Sebaiknya, kita tidak memiliki ekspektasi yang terlalu besar
terhadap orang lain. Karena, apabila ekspektasi tersebut tidak terpenuhi
semakin kecewa kita terhadap orang lain, yang pada akhirnya dapat memutuskan
semnagat kita untuk bergaul kembali dengan orang lain dilain waktu. Jangan
terlalu banyak berharap akan reaksi orang lain sesuai dengan keinginan kita.
Sangatlah wajar apabila jawaban yang diberikan mereka mungkin hanya sebatas
“ya”, “tidak” atau jawaban singkat. Hal ini bukan berarti mereka tidak menyukai
kita atau menolak berteman dengan kita. Karenanya, tetaplah melakukan
pendekatan diri dengan mereka.
·
3. Bicarakan hal-hal yang
umum
·
Agar komunikasi dengan orang baru dapat berjalan
lancar, mulailah dengan membicarakan hal-hal yang umum, seperti, hobi, berita,
film, musik, kejadian yang sedang heboh terjadi di masyarakat dll. Jangan
terlalu banyak membicarakan diri sendiri atau orang lain karena hal ini akan
memancing reaksi negatif dari orang lain yang belum tentu sesuai dengan maksud
kamu.
·
4. Jadilah pendengar yang
baik
·
Jika kamu merasa sulit untuk mencari bahan
pembicaraan, maka kamu dapat menjadi pendengar yang baik. Dengarkanlah cerita
atau curhatan teman kamu. Kamu tidak perlu terlalu banyak bicara, karena
biasanya orang lain hanya ingin didengarkan.
·
5. Jangan memulai atau
terlibat perdebatan
·
Bila obrolan kamu dengan teman kamu mulai mengarah
kearah perdebatan, hindarilah. Jangan membuat diri kamu terjebak dalam
perdebatan atau memicu perdebatan, karena hal ini hanya akan menyulitkan kamu.
·
6. Mulailah atau pilihlah
kelompok teman yang aman
·
Di dalam suatu lingkungan, biasanya terdapat berbagai
jenis kelompok yang memiliki identitas kelompok sendiri. Umumnya
kelompok-kelompok tersebut memiliki ciri-ciri atau kesamaan yang bisa berdasarkan
atas status, hobi, jenis kelamin dll. Jika ingin bergaul atau memiliki teman dekat, mulailah dengan
kelompok yang aman. Dalam hal ini adalah kelompok yang tidak menyesatkan, tidak
menuntut atau kelompok yang sesuai dengan kamu. Dengan begitu kamu akan lebih
nyaman berada di kelompok tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Ingin mencari Bandar Betting Online Terbaik dan Terpercaya?
BalasHapusSudah tidak perlu Anda ragukan lagi, Segera bergabung bersama S128Cash.
Dengan pelayanan Terbaik dan Profesional, Kami yakin Anda akan merasakan Kenyaman dan Kepuasaan yang sesungguhnya.
Hanya dengan Minimal Rp 25.000,- Anda sudah bisa bermain semua permainan yang tersedia, seperti Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.
Segera daftarkan diri Anda dan dapatkan PROMO BONUS Menarik kami, yaitu :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Untuk informasi lebih lanjut, bisa hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Bandar Judi Bola