Kamis, 14 Juni 2012

Artikel Psikologi Kesehatan Mental ( Penyebab Autis dan Gejalanya )

Artikel Psikologi Kesehatan Mental ( Penyebab Autis dan Gejalanya )

Artikel ini sangat menarik utk di baca, maka dari itu saya mengambil artikel mengenai penyebab autis dan gejalanya.
Akibat gangguan di bagian otak, berbagai gangguan perkembangan bisa terjadi pada anak, yang dikenal dengan istilah autisme. Di Indonesia sendiri, menurut Yayasan Autisme, tahun 1999 ada sekitar 60.000 anak menderita autisme. Dan, anak laki-laki empat kali lipat berisiko terserang dibanding anak perempuan.
Autisme adalah gangguan otak yang menyebabkan gangguan perkembangan pada anak. Ciri-ciri serta gejalanya biasanya mulai terlihat pada usia tiga tahun. Umumnya, anak yang mengalami autisme terlihat normal bulan-bulan pertama kehidupannya. Namun, lama-kelamaan, anak menjadi kurang respons kepada orang lain saat diajak berinteraksi. Misalnya, tak berirespons saat dipanggil namanya, menghindari kontak mata, dan lebih senang bermain sendiri. Selain itu, mereka juga terkadang tak bisa diam dan mondar-mandir sendiri tanpa alasan Jelas. Namun, yang terjadi bisa juga kebalikannya, mereka tahan duduk diam di pojok sendirian.
Semasa bayi, mereka juga amat sulit dipegang atau dipeluk. Selain itu, anak-anak yang menderita autisme biasanya juga mengalami kelambanan dalam kemampuan bicara. Mereka tidak dapat mengucapkan kata-kata atau kalimat dengan baik dan tidak dapat memulai percakapan serta amat senang mengulang-ulang kata-kata yang ia dengar.
Dalam hal tingkah laku, muncul pula gangguan, seperti gerakan-gerakan repetitif (pengulangan), misalnya menggerak-gerakkan tangan berulang-ulang atau memukul-mukul pipi. Mereka juga sering membuat semacam ritual, misalnya menjejer-jejerkan gelas atau botol-botol dan merasa amat terganggu jika rutinitas itu diubah. Yang juga mengkhawatirkan adalah jika muncul tindakan menyakiti diri sendiri, seperti kebiasaan menggigit-gigit tangan atau membenturkan kepala ke tembok.
Gejala lainnya adalah gangguan emosi. Anak autisme bisa menangis atau tertawa sendiri tanpa sebab yang jelas. Pada beberapa anak autis, semua gejala tersebut biasanya bisa teratasi saat mereka dewasa, terutama jika gejalanya tidak terlalu parah. Anak-anak autis ini bisa saja mempunyai kemunduran mental, sehingga mengalami kesulitan belajar. Namun, tidak menutup kemungkinan, sebagian dari mereka memiliki inteligensi yang normal hingga tinggi.
Apa penyebab autisme? Terjadinya autisme tidak hanya karena satu faktor dan setiap anak autisme mempunyai penyebab yang berbeda. Yang jelas, beberapa penelitian menemukan kalau sel-sel saraf di beberapa daerah otak pada anak autisme terlihat lebih kecil daripada ukuran normalnya. Penelitian lain juga menunjukkan adanya pengaruh polusi udara terhadap tingginya kasus autisme. Kemungkinan terjadinya autisme juga semakin besar jika si ibu menderita rubela atau toksoplasmosis saat hamil.
Lantas, bagaimana penanganan autisme ini? Sayangnya, gangguan autisme saat ini belum ada penyembuhnya. Namun, dengan pemberian terapi atau penanganan khusus, beberapa gejala yang muncul bisa berkurang.
Keberhasilan terapi itu pun amat tergantung pada seberapa parah gejala yang muncul. Yang jelas, terlepas dari parah atau tidaknya gejala yang ada, penanganan dini mungkin yang dilakukan secara teratur akan sagat membantu. Paling tidak, sekitar 40 jam per minggu diperlukan bagi anak autis untuk mempelajari berbagai keterampilan dan terapi yang dapat membantu mereka untuk kontak dengan dunia luar.
Beberapa terapi yang dilakukan adalah terapi modifikasi tingkah laku; fisioterapi; terapi kemampuan motorik, sensoris, dan aktivitas sehari-hari; terapi bicara dan komunikasi; serta latihan relaksasi dan sensoris. Pemberian obat juga perlu dilakukan untuk membantu mereka agar lebih bisa berkonsentrasi walaupun hanya diberikan dalam masa tertentu saja. Terlaksananya semua program tersebut jelas membutuhkan kerja sama antara dokter, psikolog, dan terapis profesional.
Satu hal yang perlu diketahui orang tua yang anaknya menderita autisme adalah mereka sebaiknya tidak berharap terlalu tinggi seperti halnya pada anak normal. Sebab, dapat mengurus dirinya sendiri serta memahami berbagai konsep sederhana saja sudah cukup baik bagi anak autisme.

Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi yang membacanya


Sumber : www.artikelsahabat.com/penyebab-autis-dan-gejalanya.html
ensiklopedia hasil penelitian ilmiah oleh imam musbikin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar